Tak mau kalah dengan Citayam Fashion Week yang viral di Jakarta Pusat yakni Citayam Fashion Week, di Kota Lahat pun demam hal serupa, dengan tiga orang memperagakan pakaian pesta, sembari menyeberangi zebra cross, di Jalan Protokol Mayor Ruslan.
Pantuan wartawan, ketiga warga Kota Lahat tersebut, sekitar pukul 21.00 wib, Sabtu malam minggu (30/7/2022), tiga peragawati mengenakan gaun warna biru panjang dengan belahan, dan dua lagi memakai gaun pesta keabu-abuan, melenggak lenggok bak model busana profesional, tanpa rasa takut sedikitpun tertabrak kendaraan roda dua maupun empat yang melaju.
Novriyanto salah satu warga yang menonton membenarkan, bahwasanya dirinya mengapresiasi dan mengagumkan apa yang dilakukan tiga orang tersebut.
“Hanya saja, yang paling penting keselamatan, sebab, mereka memperagakan persis di simpang empat Pasar Lematang, yang ada traffic light (rambu lampu jalan, red),” jelasnya.
Dirinya menambahkan, bahkan apa yang dilakukan tiga orang tersebut, cukup membahayakan terlebih lagi mengikuti zaman modern sekarang ini.
“Kendatipun mengikuti tren saat ini, akan tetapi, yang perlu diperhatikan kehati-hatian, sebab, yang mereka lakukan menyeberangi akses jalan protokol,” tukas Novriyanto.
Sementara itu, Lurah Pasar Baru, Rizal menuturkan, pihaknya belum menerima laporan adanya Lahat Fashion Week, hanya saja, hal ini justru mengundang bahaya bagi tiga orang tersebut.
“Sebab, mereka melakukannya di jalan protokol yang notabene kendaraan roda dua dan empat banyak yang melintas,” jelasnya.
Dirinya berharap, kepada orang tersebut untuk tidak lagi melakukan membahayakan itu, kerjakan kegiatan yang positif saja, kalau perlu promosikan Kabupaten Lahat ini keluar daerah.
“Apalagi, pada 2023, Kabupaten Lahat akan menjadi tuan rumah Event Pekan Olahraga Provinsi (Porprov),” pungkas Rizal.
Terpisah, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Emil Asy’ari,S.Ag mengatakan, dirinya merasa prihatin dengan kondisi terdahulunya Lahat Kota Taqwa.
“Jujur secara pribadi, sangat perihatin dengan kejadian semalam, dari sisi karakter dan moralitas mereka tidak melihat sisi fitrah manusia dan jati diri bangsa yang memiliki budaya sendiri, apa lagi kota lahat adalah kota taqwa, ini merupakan pembobrokan akhlak,” ujar Emil.
Nampak dari video yang diunggah tersebut mereka mengenakan pakaian yang tidak mencirikan budaya bangsa yang luhur, namun lebih menjadikan budaya bangsa lain sebagai kiblatnya. Lebih memprihatinkan lagi, menurut Emil ialah fenomena laki-laki menyerupai wanita.
“Ini kalau kita biarkan akan menyalahi kodrat serta memancing murka Allah, dibiarkan dianggap nanti hal yang lumrah, padahal itu larangan agama, laki-laki menyerupai perempuan, baik dari sisi pakaian, dari sisi gaya bicara, dari sisi lenggak-lenggok cara berjalan, itu dilarang keras, haram,” tegas Emil.
Emil juga mengajak pemuda dan remaja serta unsur ormas lainya di kab lahat, untuk lebih bijak dan cerdas dalam memilih toko atau idola yang membawa kebaikan, serta mengecam perbuatan yang dapat merusak nama baik kota taqwa yang kab lahat kenakan, kemudian sangat berharap ada tindakan tegas dari Dinas Sosial, SAT Lantas Polres Lahat atau SAT POLPP Lahat, terkait kejadian semalam.
Selain diatas, PDPM juga berharap untuk dapat ditertibkan dan dibina, PDPM juga siap untuk sama-sama mendidik dan membina generasi muda kabupaten lahat, agar tercipta generasi yang baik, berahlak sesuai dengan buda daerah dan bangsa indonesia.