Palembang, Aksara News – Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menargetkan dapat menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen jika mendapat bantuan internasional. Untuk mendukung program tersebut, Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel siap melakukan tiga langkah yakni mencegah kebakaran hutan, mencegah ilegal logging dan menanam pohon di kawasan hutan yang masih kosong atau kritis.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel Pandji Tjahjanto, S.Hut, M.Si saat diwawancarai diruang kerjanya, Jumat (26/8/2022).
Pandji Tjahjanto mengatakan, pihaknya aktif mengikuti berbagai worshop untuk mendukung program Kementrian LHK. Kemaren dia mengikuti kegiatan Workshop Penyusunan Rencana Kerja Sub Nasional Forestry and Other Land Use (Pokus) Net Sink 2030 Provinsi Sumatera Selatan, di hotel Aryaduta Palembang. Sebelumnya juga dia mengikuti beberapa workshop serupa. Dan masih ada sekitar dua workshop lagi untuk mendukung progam KLHK dalam menurunkan emisi GRK sebesar 29 jika dilakukan secara mandiri dan 41 persen jika ada bantuan internasional.
“Ibu Menteri LKH menyepakati untuk 2030 menurunkan CO2 efek karbon minus 140 juta ton ekuivalen. Sekarang ini suhu bumi pada siang dan malam hari sama-sama terasa panas. Itu kita harus sama-sama bergerak karena memang iklim ini di seluruh penjuru dunia panas , jadi suhu panas tidak hanya di Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut Pandji Tjahjanto menerangkan, sektor kehutanan ikut berperan dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca. Krena 63 persen lahan secara nasional itu kawasan hutan. Sedangkan di Sumsel di Sumsel 38 persen dari wilayah Sumsel ini adalah kawasan hutan.
“Beberapa waktu lalu ada sosialisasi dari dirjen kehutanan dan tata lingkungan hadir menyatakan bahwa mengundang seluruh terkait dan kabupaten kota dan semuanya termasuk perguruan tinggi dilanjutkan dengan workshop menyusun rencana sampai 2030 untuk mencapai target mungkin Sumsel menurunkan CO2 efek karbon minus 5 juta ton. Itu ada banyak tahapanya, dari pengumpulan data pengolahan sampai pembuatan draft awal hingga akhir,” bebernya.
“Untuk di Sumsel, dari 100 persen kawasan hutan ini di Sumsel 82,5 persen itu tidak berpenutup kalau yang berpenutup yang 17,5 persen. Arti 17,5 persen kawasan hutan berpenutup adalah kawan hutan yang masih hijau memiliki pohon rindang. Sedangkan sisanya 82,5 persen itu kawasan hijau muda, coklat. Artinya kawasannya sudah tidak rindang lagi bahkan ada lahan kritisnya,” tambah Pandji Tjahjanto
Lebih lanjut Pandji Tjahjanto menjelaskan, langkah yang dilakukan Dinas Kehutanan untuk ikut berkontribusi mencapai target penurunan emisi GRK adalah pertama dengan mencegah terjadinya kebakaran hutan. Karena kalau kebakaran hutan CO2 nya keluar tinggi.
“Tugas kita adalah mencegah terjadinya kebakaran jangan terjadi kebakaran hutan. Kemudian kedua mencegah illegal logging dan ketiga menambah cadangan O2 dengan menanam pohon jadi menambah O2 dan mencegah CO2 nya keluar,” urainya.
Pemprov Sumsel, sambung Pandji Tjahjanto mengajak satu keluarga menanam satu atau dua pohon di halaman rumah. Tujuannya agar supaya bumi dingin, suhunya jangan naik. Karena kalau suhu naik panas maka es yang di kutub utara kutub selatan itu mencair sehingga pulau-pulau yang kecil itu akan bisa terendam.
“Suhu bumi yang panas, itu menjadi PR seluruh negara. Jadi menjadi tugas kita bersama menjaga agar bumi tidak semakin panas. Menanami lahan yang kosong seperti pesan pak Wagub satu rumah ada satu atau dua pohon itu cukup membantu,” tandasnya.