Muratara, Aksara News – Kegigihan dan semangat Gubernur Sumsel H Herman Deru dalam mempertahankan kearifan lokal berupa budaya dan adat istiadat agar terus menjadi ciri khas, rupanya memantik semangat pemerintah daerah dan masyarakat yang ada di Sumsel.
Seperti yang dilakukan pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Musirawas Utara (Muratara). Dimana keduanya saling berkolaborasi menggelar tradisi Sedekah Ramo yang diberi nama Festival Sedekah Ramo Nasi Punjung Ayam Terjun.
Diketahui, sedekah ramo merupakan tradisi unik masyarakat Kabupaten Muratara yang telah lama dilakukan secara turun temurun. Sedekah ramo juga merupakan rangkaian dari Festival Danau Rayo sekaligus juga sebagai ajang memeriahkan HUT ke 77 RI.
Bahkan, Sedekah ramo tahun ini lebih meriah dari sebelumnya. Sebab kali ini, nasi punjung ayam terjun yang disajikan sangat banyak sehingga masuk berhasil dicatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).
“Saya sangat apresiasi bupati Muratara dan jajaran serta masyarakatnya yang bersinergi dalam membuat even. Bahkan Festival Kuliner Sedekah Ramo ini mendapat rekor MURI sebagai nasi punjung terbanyak. Tentu ini membuat kita bangga. Ini jadi ajang kita mempertahankan kearifan lokal,” kata Herman Deru, pada lawatannya di Kabupaten Muratara, Rabu (24/8).
Menurut Herman Deru, prestasi yang diraih Kabupaten Muratara tersebut tentu akan menjadi pemantik Kabupaten dan Kota lainnya untuk berkomitmen mempertahankan budayanya.
“Kegiatan semacam ini harus digelar secara berkesinambungan agar tetap menjadi ciri khas dan menjadi warisan tradisi bagi anak cucu kita nanti,” tuturnya.
Bahkan dia juga meminta agar kegiatan budaya dilakukan secara berkelanjutan.
“Saya minta disini (Muratara) harus rutin dilakukan pentas seni dan budaya. Kenalkan budaya ini kepada generasi muda,” bebernya.
Pada festival sedekah ramo tersebut, Herman Deru juga berkesempatan makan nasi punjung ayam terjun bersama ratusan masyarakat Kabupaten Muratara.
Nasi punjung merupakan nasi kuning yang dilengkapi lauk pauk. Yang membuat berbeda, nasi punjung tersebut disajikan bersama dengan satu ekor ayam yang dimasak menggunakan santan.
Sementara itu, Bupati Muratara Devi Suhartoni mengatakan, pihaknya juga terus konsiten terhadap kearifan lokal.
“Sebab itulah, kita terus upayakan agar tradisi budaya ini terus hidup melalui festival budaya,” katanya.
Diketahui sebelumnya, Gubernur Herman Deru memang terus mengajak semua pihak untuk berkontribusi dalam mempertahankan kearifan lokal yang ada di Sumsel.
Bahkan hal itu juga telah dituangkan Herman Deru di dalam Peraturan Gubernur.
Salah satu yang telah digagasnya dalam upaya mempertahankan kearifan lokal tersebut yakni dengan menginstruksikan dinas maupun institusi di Sumsel untuk membuat arsitektur tanjak khas Sumsel di setiap gerbang kantor maupun sekolah. Hal itu, agar Sumsel memiliki ciri khas tersendiri.