Palembang, Aksara News – Gubernur Sumsel H Herman Deru menghadiri Aksi Bergizi di sekolah bertempat di SMAN 1 Palembang, Jumat (30/9/2022).
Herman Deru mengatakan, gizi yang berkecukupan akan membuat satu ketahanan kesehatan setiap individu. Ini perlu dijaga daripada melakukan tindakan itu pengobatan.
“Menjaga kesehatan ada 2 cara yakni preventif dan ada kuratif. Guru dan kepsek harus memsosialisasikan pencegahan penyakit sejak dini. Karena kalau sudah berobat, sudah ditangani, sudah ada tindakan maka ini akan menjadi beban keluarganya, dan mengurangi produktivitas individu. Oleh sebab itu, dibutuhkan tindakan pencegahan,” ujarnya.
Lebih lanjut Herman Deru menuturkan, Provinsi Sumsel telah mencanangkan untuk menjadi Health Tourism (wisata sehat).
“Itu tidak hanya dilihat dari megahnya gedung dan canggihnya alat rumah sakit. Tapi itu dilihat juga angka kesehatan. Jadi diawali dengan warga Sumsel itu sehat. Menjaga kesehatan itu diawali dengan asupan makanan,” bebernya.
“Orang kurang darah itu belum tentu orang miskin, tapi bisa karena salah pola makan. Stunting itu gagal tumbuh, bukan pendek tubuh saja, karena stunting itu bisa juga menyebabkan pendek akal,” tambah Herman Deru.
Dalam kesempatan tersebut, Herman Deru mensosialisasikan program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).
“Kita harus menjaga kemandirian pangan, cobalah menanam dirumah minimal menanam cabe, tomat, kangkung, terong dan tanaman sayur lainnya. Itu butuh speaker dari guru. Karena sebagian besar anak anak ini dibawah bimbingan guru,” bebernya.
Herman Deru menuturkan, sejak dilaunching pada tahun lalu program GSMP, terjadi penurunan kemiskinan turun menjadi 11 persen.
“Dari data sebelumnya selama 10 tahun belum pernah penurunan kemiskinan turun hingga 11 persen.Ini contoh konkrit kalau program GSMP dapat menurunkan kemiskinan. Apalagi guru dan kepsek melibatkan siswanya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Trisnawarman menuturkan, melalui Aksi Bergizi pihaknya mengajak remaja putri untuk menjaga gizi seimbang. Sehingga saat usia mendekati pernikahan tidak mengalami anemia berkepanjangan. Sehingga anaknya tidak mengalami stunting.
“Se Indonesia ada 48 persen kasus stunting. Untuk di Sumsel belum ada datanya, oleh sebab itu kita akan menggalakan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) kepada siswa SMP dan SMa se Sumsel,” katanya.
“Itu sudah ada surat edaran Gubernur Sumsel. Jadi siswi SMP dan SMA harus minum TTD 52 tablet dalam setahun. Artinya dalam satu minggu sekali minum TTD. Kita harapkan dengan pemberian TTD akan menurunkan angka anemia di kalangan siswi,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Palembang Moses Ahmad menuturkan, pihaknya akan melakukan upaya semaksimal mungkin untuk mencegah stunting. “Karena ini program Gubernur Sumsel menurunkan angka stunting, maka kita siap melaksanakan. Insya Allah di SMAN 1 Palembang dapat terlaksana dengan baik pelaksanaan TTD untuk siswi. Dan akan diikuti SMA lainnya di Sumsel,” tandasnya.